Archive for the ‘Uncategorized’ Category

180353_1562012212944_5082154_n

Lio; begitulah ia kerapkali disapa, tak pernah mengira niat awalnya mencari uang jajan membawanya pada dunia bisnis clothing. Pemilik nama lengkap Devy Lio Erlinda ini merupakan bungsu dari dua bersaudara. Lio mengaku sedari kecil ia sudah terbiasa mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan karena prinsip hidupnya yang malu meminta-minta. Selain itu, ia juga tak tega merepotkan ibunda tercinta yang merupakan single parent.

Perempuan yang semasa kecilnya bercita-cita untuk menjadi dokter ini mengungkapkan bahwa ia pernah mengenyam profesi sebagai penjaga warnet LARIS di dekat rumahnya selama 3 bulan ketika ia duduk di bangku kelas 3 SMA. “Kesempatan itu saya gunakan untuk browsing dan belajar pemasaran secara on-line,” jelas Lio. Pemilik Clio Collection ini juga menuturkan bahwa ia pernah menjadi penyiar radio dalam program “Leyeh-Leyeh” di RBTV semasa SMP selama 6 tahun yang memberinya banyak pengalaman di bidang komunikasi.

Lahir dari keluarga yang broken home tak menjadikan perempuan kelahiran Sleman-Yogyakarta, 27 Desember 1991 ini patah arang menjalani kehidupan. Awalnya bisnis clothing ini ia jalankan sendiri tanpa bantuan siapa-siapa. Namun, seiring meningkatnya pesanan dan permintaan pasar, hingga detik ini Lio mengaku sudah memiliki 5 karyawan inti dengan 4 titik toko yakni 2 di Yogya, 1 di Solo dan Surabaya. Bisnis yang ia jalani ini tak hanya menawarkan pakaian dan tas untuk para ladies, tapi juga para pria. Target pemasarannya pun tak hanya sebatas mahasiswa tapi juga pelajar hingga kalangan pekerja. Dengan mengangkat konsep distro, Lio mencoba men-design sendiri produknya. Untuk pemasaran itu sendiri, Lio mengaku lebih banyak memanfaatkan jejaringan sosial seperti akun facebook, BBM dan website pribadi produknya http://www.clioapparel.com.

 Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini menuturkan bahwa omset bisnis clotingnya mencapai 30-40 juta rupiah per bulan, bahkan mencapai 80 juta rupiah saat lebaran bulan lalu. Hingga lumrah saja jika dengan kemandiriannya, Lio mampu membiayai kuliah sendiri dan merenovasi rumah orang tuanya di Melati-Sleman beberapa bulan yang lalu. Bahkan dengan penghasilannya itu ia mampu mengikuti Exchange Study Konkuk Summer Program di Korea. “Bener-bener gak nyangka banget bisa dapetin semua ini, “ tandas Lio bahagia.

Ketika ditanya mengenai sosok dibalik kesuksesannya, ia mengaku peran ibunyalah yang paling dominan membentuk mindset hidupnya. “Ibu saya selalu bilang seberapapun uang yang kamu dapat dan keluarkan, yang penting semua itu berkah. Jadi, kalau mau mendapatkannya ya harus jujur. Kalau mengeluarkan uang ya buat hal yang positif-positif aja”, jelas Lio. Mengutamakan kejujuran inilah yang kemudian Lio gunakan dalam berbisnis. Ia selalu jujur dan konsisten dalam menjaga kualitas produknya.

Perempuan yang hobi baca dan traveling ini mengaku sudah memiliki kantor di Jl. Garuda no 199 Kenteng Nogotirto, Gamping Sleman. Selanjutnya, perempuan muda yang bercita-cita menjadi tutor bahasa Indonesia untuk orang asing ini berharap mampu menambah titik toko di kota lain seperti Semarang. “Lebih jauh lagi, saya pengen merambah luar negeri,” harapnya.

Devy Lio Erlinda merupakan satu dari sekian banyak anak muda yang mampu menunjukan bahwa mahasiswa juga bisa jadi pengusaha muda. “Berani bermimpi besar, ikhlas, jujur dan bersyukur itu kuncinya, “ tutur Lio berbagi mantra kesuksesan.

___________dari wichan untuk studyinjogja__________

hangeul4Bertemu turis Korea tapi kikuk berkomunikasi? Suka K-Pop, ngefans berat sama Super Junior & ingin lancar berbahasa Korea? Yuk, gabung di LPK Hangeul. Letaknya di Jl. Gejayan CT no 19 Depok Sleman. Berdiri sejak bulan Oktober 2012, Lembaga Pendidikan dan Kursus (LPK) ini merupakan lembaga pelatihan bahasa Korea profesional pertama di Yogyakarta. Dengan staf pengajar alumni Universitas Gajah Mada jurusan bahasa Korea, mereka mampu mengajar listening, speaking, reading dan writing skill. Dilatarbelakangi pengalaman belajar di universitas-universitas terkemuka di Korea, staf pengajar di sini juga tak akan segan-segan membagi informasi seputar kehidupan dan kebudayaan Korea. Berbeda dengan lembaga-lembaga kursus yang dominan menggunakan peran guru dan murid, di sini staf pengajar berperan sebagai teman. Jadi, buat kamu-kamu yang wanna have fun while studying, di sinilah tempatnya.

Lembaga ini menawarkan dua program belajar yakni reguler (klasikal) dan privat. Program reguler terdiri dari 3 level, yakni level dasar, menengah dan lanjutan dimana masing-masing level berlangsung selama 4 bulan. Setelah menjalani satu level, kamu akan menerima sertifikat dan dapat melanjutkan ke level berikutnya. Akan tetapi, apabila kamu mampu menguasai bahasa Korea lebih cepat, kamu akan mendapatkan akselerasi untuk dipindahkan ke kelas yang sesuai dengan kemampuanmu. Tapi jika kamu belum mencapai level, jangan khawatir karena staf pengajar di sini akan turun tangan langsung membantu kesulitanmu hingga kamu dirasa paham betul dan memenuhi standar lulus level.

Program yang kedua yakni privat, ditawarkan kepada kamu yang ingin belajar lebih insentif dalam waktu singkat, entah itu karena mendesak atau keterbatasan waktu yang tak bisa mengikuti kelas sore hari. Materi dalam kelas privat tetap mengikuti materi kelas reguler, hanya saja materi dan pengayaan materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Karena lembaga ini memfokuskan pada pembelajaran sampai siswa benar-benar menguasai bahasa Korea, kelas reguler dibatasi hanya untuk 10 orang dan kelas privat sebanyak 5 orang.

Berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan belajar-mengajar seperti ruangan ber-AC dan TV, wifi, rest area, parkir dan free drink juga tersedia di sini. Bagi kamu yang bingung memahami dokumen atau buku-buku Korea, lembaga ini juga menerima penerjemahan untuk komik, novel, buku akademis dan berbagai dokumen.

Yang membedakan lembaga ini dengan lemabaga-lembaga kursus yang lain adalah having fun-nya. Di LPK Hangeul, kamu diberi kesempatan untuk melakukan outdoor studies di luar jam pelajaran seperti memasak masakan Korea (Bulgogi, Kimbap dan Kimchi), K-Pop, sharing kehidupan dan kebudayaan masyarakat Korea serta acara nonton bareng film Korea didampingi orang asli Korea. Bahkan, lembaga ini memfasilitasi kamu jika ingin mendaftar Korean Short Course di Korea. LPK Hangeul juga membimbing dan melatihmu untuk menghadapi ujian TOPIK (Test of Proficiency in Korean). So, tunggu apalagi. Optimalkan language skill-mu dan dapatkan informasi seputar program studi serta kesempatan kerja di Korea melalui lembaga ini.

Phone              : (0274) 564793

Email                : hangeulkorea@yahoo.co.id

Website           : http://www.hangeul-korea.com

___________dari wichan untuk studyinjogja.com____________

“Tradisi Baik Untuk Keluarga Sehat” hmmm…tag line yang lumayan nendang n mampu menampar sekaligus merenung apakah selama ini kita sudah membiasakan hidup sehat atau belum. Mencoba menjawab pertanyaan mandiri ini, saya ingin membagikan beberapa tradisi yang ada di keluarga kecil saya yang terdiri dari Bapak, Mama dan kedua adik laki-laki saya.
1. Mengolah Indomie
Kehidupan yang serba instan menjadikan kita dihadapkan pada menu-menu yang tak kalah instan. Salah satunya indomie—makanan favourite semua kalangan. Nah, dalam keluarga kecil saya, kami dibiasakan untuk tidak mengkonsumsi rebusan air bekas merebus mie instan yang disinyalir mengandung lapisan lilin sebagai pengawet. Mama saya tak pernah lelah mengingatkan untuk mengganti air dengan yang baru jika hendak menyantap mie kuah. Begitu juga dengan bumbunya, terkadang kami terbiasa menggunakan setengah porsi/tidak sama sekali, lalu menggantinya dengan bumbu racikan kami sendiri.
2. Mengolah Daging Ayam
Sama halnya dengan indomie, mama selalu merebus dan membuang kaldu ayam potong sebelum diolah untuk dijadikan lauk-pauk. Air didihan pertama yang penuh dengan kaldu dan lemak ayam selalu ia buang. Barulah di kaldu putaran kedua ia gunakan untuk dijadikan sup atau semur ayam.
3. Mengurangi penggunaan penyedap rasa
Ketika bereksperimen di dapur, mama lebih suka menggunakan racikan gula, garam, kecap, dan rempah-rempah daripada penyedap rasa. Hal ini ia lakukan untuk mengurangi konsumsi MSG dalam tubuh kami. Walhasil, lidah kami peka mencicipi mana yang menggunakan racikan rempah-rempah dan mana yang menggunakan racikan bumbu instan
4. Mengolah sayur setengah matang
Mulut kami selalu dicekoki mama dengan wujud sayuran yang setengah matang. Jadi, ketika memasukannya ke dalam mulut dan gigi mengolah, kan terdengar keriuk-keriuk sebagai wujud postur sayuran yang tak terlalu matang. Kata mama, begitulah seharusnya sayur diolah, agar gizi dan vitamin yang terkandung di dalamnya masih teetap tinggal untuk selanjutnya disalurkan ke dalam tubuh.
5. Kreasi membuat cemilan sendiri
Sejak dini, kami selalu terbiasa dengan olahan cemilan mama. Entah itu dalam bentuk kukus, rebus, goreng ataupun panggang. Mama selalu mengingatkan kami bahwa meracik makanan sendiri itu lebih sehat karena kita tahu bagaimana proses dan bahannya. Lain halnya dengan jajanan di luar dan jalanan yang belum tentu higienis dan terbuat dari bahan yang aman.
Kebiasaan-kebiasaan inilah yang jadi pedoman saya hingga sekarang mengolah dan memilah makanan yang baik dan sehat untuk tubuh. Dan semakin beranjaknya usia, semua pengetahuan dan wawasan mengolah makanan yang baik itu berkembang perlahan-lahan. Berhubung rumah saya memiliki pekarangan dan masih berupa tanah bukan conblock, saya yakin bahan yang mama gunakan pun sehat karena ditanam sendiri. Cabai, kangkung dan bayam yang saya konsumsi terbebas dari pestisida…hehee…
 
Berikut resep makanan sehat yang juga merupakan makanan khas kota kelahiran saya; Pangkalpinang-Bangka.
 
LEMPAH DARAT
url
Bumbu yang dihaluskan:
3 buah cabe merah besar
3 buah cabe merah keriting
2 siung bawang merah
1 siung bawang putih
1 sendok makan terasi
2 sendok makan ebi (direndam sebentar)
 
Bahan:
300 gram ubi kuning atau talas, dipotong-potong
1 ikat daun katuk, diambil daunnya saja
100 gram terong, dipotong-potong
1 butir labu siam, dipotong-potong dadu
100 gram pepaya muda, dipotong-potong dadu
2.000 cc air putih
Garam dan gula secukupnya.
 
Cara memasak :
1. Rebus bumbu halus dalam air sampai tercium harum.
2. Masukkan talas, masak sampai setengah matang.
3. Masukkan labu siam, pepaya muda, terong, gula dan garam, masak hingga matang.
4. Terakhir masukan daun katuk.
Karena resep ini terdiri dari berbagai macam sayur-sayuran, dijamin makanan khas daerah ini sehat dan kaya vitamin. Selamat mencoba.
 
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari http://www.resepsehat.com persembahan SunCo Minyak Goreng Yang Baik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan” di akhir postingan blog.
 
1004925_637841039574105_726352314_n
 
 

    festival_kuwung_banyuwangi_by_nathanaelogi-d5sergn

Banyuwangi; The Sunrise of Java, kembali menggelar festival akbar yang mampu menyedot animo masyarakat, petinggi daerah dan perwakilan negara tetangga. Acara ini resmi dibuka pada hari Sabtu-7 September 2013 yang lalu dan akan berlangsung dari bulan September – Desember 2013. Mengusung tema “The Legend of Kebo-Keboan”, festival ini dibuka oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di depan Taman Blambangan, kabupaten Banyuwangi, Jatim. Tema ini diambil dari salah satu tradisi lokal yang berumur ratusan tahun tapi masih dilestarikan, yakni ritual perwujudan doa dan pengharapan agar hasil panen berlimpah. Dalam ritual ini, kebo (kerbau) dianggap sebagai mitra petani yang memiliki peran penting dalam membantu kemakmuran dan ketahanan pangan petani melalui tenaganya. Oleh sebab itulah, kerbau memperoleh status penting dan perlakuan khusus ketika masa tanam.

Karena tergolong unik dan mengangkat unsur etnik, festival budaya ini pun mampu mendapat simpati dari para pembesar dan orang ternam. Turut hadir Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Meakertrans); Muhaimin Iskandar, Konsul Jendral AS; Joaquin Monserrate beserta istri, Konjen Timur Leste, Ketua DPP Golkar; Abu Rizal Bakrie, CEO Bosowa Group; Erwin Aksa, Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Indonesia (APKASI); Isran Noor, Rizal Malarangeng, Bupati Kutai Timur, Bupati Badung, Bupati Agam-Sumatra Barat, Walikota Probolinggo, Wakil Bupati Situbondo, Wakil BupatiTangerang Selatan, Wakil Bupati Karawang, Sekda Pacitan, artis senior asal Banyuwangi; Emillia Contessa beserta putrinya Denada, serta jajaran Forum Pimpinan Daerah, tokoh masyarakat, agama, budayawan, jurnalis, fotografer dalam dan luar negeri serta ribuan masyarakat setempat. Mereka berbondong-bondong memenuhi jalan-jalan protokol.

Festival ini dibuka dengan Tari Gandrung oleh para penari dari berbagai sanggar seni di Banyuwangi, dilanjutkan dengan parade warga ekspatriat serta pertunjukan defile budaya etnik bertema “Kebo-keboan” dengan tiga subtema yakni: “Kebo Geni” dengan kostum yang didominasi warna merah dan hitam (melambangkan semangat dan jiwa pemberani), “Kebo Bayu Tirto” dengan balutan kostum berdominasi warna biru dan silver (melambangkan kedamaian) serta “Kebo Bumi” dengan balutan kostum berwarna hitam dan kuning emas (melambangkan bumi yang penuh kemakmuran dan kesuburan). Kurang lebih 300 peserta mengikuti defile budaya etnik ini, mereka berlenggak-lenggok di “catwalk” jalanan. Pertunjukan “fashion show” ini begitu menarik karena keterlibatan sejumlah peserta asing. Para bule yang mengikuti program pertukaran mahasiswa ini pun rela didandan dan mengenakan pakaian adat suku Osing. Mereka berasal dari berbagai negara seperti Kroasia, Australia, Yunani, Prancis dan Polandia.

Selain pertunjukan-pertunjukan di atas, beberapa acara seru juga siap memeriahkan Banyuwangi Festival 2013 di antaranya:

I. Banyuwangi Batik Festival

Pertunjukan ini akan berlangsung pada tanggal 28 September 2013; merupakan ajang pesta para pengrajin batik lokal bermotif khas Banyuwangi yang begitu terkenal yaitu Motif Gajah Oling.

II. Ajang sport-tourism Internasional Banyuwnagi Tour de Ijen (BTDI)

Berlangsung dari tanggal 2-5 November 2013, pertunjukan ini menempuh 4 rute menantang sepanjang 600 km. Alam dataran tinggi yang mulai dari perkebunan kopi, karet hingga lereng Kawah Ijen yang terkenal dengan api birunya (terkenal kedua di dunia setelah Alaska) akan menemani pemandangan visual para peserta dan wisatawan di ajang internasional ini.

III. Banyuwangi Jazz Festival

Dengan panaroma Selat Bali di malam hari, wisatawan akan diajak menikmati rythim jazz musisi papan atas. Bersama Trio Lestari (Glenn Fredly, Sandhy Sandoro dan Tompi) dan Syaharani, festival ini mencoba meninggalkan pengalaman dan kenangan tak terlupakan bagi wissatawan. Festival ini akan digelar tanggal 16 November 2013 dibibir pantai Boom.

IV. Paju Gandrung Sewu

Pertunjukan kolosal yang menampilkan sewu (1.000) penari Gandrung dan seribu paju (penonton pria yang diajak ikut menari bersama) akan diselenggarakan juga di Pantai Boom pada tanggal 23 November 2013.

V. Festival Kuwung

Dengan melibatkan 1.000 penari, nayaga, pemain ketoprak hingga model “catwalk” jalanan festival ini mencoba memeriahkan acara yang hanya digelar setahun sekali ini. Festival ini juga akan menampilkan beragam budaya asli banyuwangi dalam wujud tarian, teatrikal dan parade kostum. Ritual magis Seblang juga tak kalah ketinggalan akan ikut serta dalam Festival Suwung ini. Pagelaran ini akan diadakan tanggal 22 Desember 2013.

Banyuwangi Festival 2013 ini sengaja mengusung kebudayaan lokal untuk diperkenalkan kepada dunia internasional dan masyarakat global. Festival ini juga disebut-sebut sebagai salah satu upaya mempertahankan integrasi bangsa dan mendongkrak pariwisata. Melalui festival ini juga, investasi kebudayaan kepada generasi penerus bangsa lebih mudah untuk diserap, dipahami dan dihayati. Diharapkan, para generasi muda mampu memahami makna filosofis yang ada di setiap tradisi masyarakat serta menjaga keseimbangan antara kearifan lokal dengan modernisasi. Nah, memasuki musim liburan nanti, tak ada salahnya jika berkunjung ke Banyuwangi untuk mengenal dekat tradisi dan budaya bumi pertiwi. Salam negeri. Salam lestari.

________dari wichan untuk “Kompetisi Menulis Blog Banyuwangi Festival 2013” by  onbanyuwangi.com ___________

BanyuwangiJazzFest

      url

Otentiknya, makanan sehat adalah makanan yang mengandung gizi seimbang yakni serat dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh dalam proses tumbuh kembang. Makanan yang sehat harus memenuhi unzur gizi meliputi karbohidrat, protein, mineral, vitamin dan sedikit lemak tak jenuh. Biasanya kebutuhan nutrisi tubuh ini kita kenal dengan 4 sehat lima sempurna.

Namun, seiring berkembangnya zaman hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang tua. Makanan sehat seringkali kalah saing dengan makanan cepat saji di berbagai restaurant, bekal makanan anak kalah jauh menarik dengan snack-snack berbumbu dengan kadar monosodium glutamate (MSG) yang tak tanggung-tanggung, belum lagi ditambah dengan minuman-minuman soda yang berperisa serta pewarna makanan sintetis.

Memang tugas berat orang tua untuk memantau apa saja yang jadi konsumsi buah hatinya. Selain memiliki tugas mulia memantau makanan anak, orang tua mempunyai peran penting dalam memilih makanan yang baik bagi anak. Sebagai orang tua, wawasan harus di up-grade sedemikian rupa agar mampu mensintesis informasi. Tak kalah jauh penting, mengenali preferensi (kelebihsukaan) anak juga dapat dijadikan senjata andalan orang tua untuk berkreasi dan mempersuasi anak untuk membiasakan makan makanan yang sehat. Mengenai makanan sehat untuk anak, berikut beberapa menu yang bisa dicoba untuk camilan atau pun bekal buah hati Anda.

1. Tempe Brownies                                                                                                  4. Vegiie Omelet

brownies tempe                               veggie omelet

2. Carrot Cake                                                                                                             5. Toffu Stick

carrot cake_healthy sweetness                               toffu stick

3. Sweet Potato Pancake                                                                                      6. Veggie Pizza

sweet potato pancake                               veggie pizza

Dengan memanfaatkan apa yang ada disekitar, berinovasi dan sedikit sentuhan kreativitas, Anda akan mampu mengambil alih hati buah hati Anda. Jika anak Anda memasuki masa preschool ataupun masa sekolah awal, jangan segan-segan untuk mengikutsertakan buah hati Anda terlibat dan berkreasi di dapur. Kenalkan buah hati Anda dengan berbagai buah-buahan dan sayur-sayuran. Dengan begitu, lama-kelamaan buah hati Anda akan otomatis menggemari aktivitas ini yang nantinya berujung pada kecintaan mereka dengan dunia sayur-sayuran dan buah-buahan. Pengenalan dan pembelajaran kecil tentang makanan sehat ini biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang panjang (over-learning) agar anak Anda mampu mengingat nama-nama makanan dan menyukai lingkup makanan sehat. Untuk itu, Anda sebagai orang tua harus bersabar untuk mengarahkan dan membimbing anak Anda. Selanjutnya, pandai-pandailah meng-garnish makanan. Bisa dicoba seperti gambar di bawah ini untuk meningkatkan nafsu makan anak Anda di pagi hari. Rasa keingintahuan (curiosity) buah hati Anda akan muncul ketika Anda bisa menghidangkan sarapan seperti ini.

480202_10151414945266500_367244069_n

Semoga tulisan kecil ini bermanfaat. Selamat mencoba. Selamat berkreasi dan mencintai buah hati Anda.  🙂

______________________dari wichan untuk rekrutmen.jmh@gmail.com________________________

coffee-heart

Aktivitas manusia yang padat dan globalisasi yang kian meluas menjadikan hidup ini dekat dengan istilah instan. Jika dahulu kala untuk makan saja manusia harus menumbuk padi terlebih dahulu, kini tersedia berbagai alat yang memudahkan manusia tuk melakukannya. Mengikuti perkembangan zaman inilah, semua industri pangan pun berlomba-lomba memberikan kelebihan dan keuntungan bagi konsumennya, tak terkecuali PT. Santos Jaya Abadi. Perusahaan yang bergerak di industri pangan ini memproduksi minuman seperti Kapal Api, Ceremix Cereal, Excelso, Kapten dan ABC. Berbagai produk diciptakan penuh inovasi dan dikemas sepraktis mungkin. Bukan hanya untuk menarik perhatian ibu-ibu rumah tangga, orang dewasa dan anak-anak, tapi juga para remaja.

Seiring populernya nama cappuccino dan moccacino, PT. Santos Jaya juga memproduksi kopi instan yang menawarkan kepraktisan. “Kopi instan & cappucino good day, kopi gaul paling enak” jadi produk andalan perusahaan yang berpusat di Sidoarjo, Jatim ini. Tak tanggung-tanggung, produk ini juga memunculkan kreasi dengan beragam varian rasa seperti cappucino, carribean nut, chococinno, coffee freeze, coffeemix, collin coffee, mocaccino, original dan vanilla latte dalam kemasan sachet. Dengan tag line 3 in 1, produk ini pun  mampu  bersaing di pasar bisnis.

Dunia kerja yang super sibuk dan dunia remaja masa kini yang terbiasa dengan keinstanan juga mendorong PT. Santos Jaya menciptakan berbagai inovasi. Tepat di awal bulan April 2013, perusahaan ini mengeluarkan produk minuman coffee kemasan botol yakni fantastic mocacinno coffee dan tiramisu bliss coffee. Kelihatannya “Kopi instan & cappucino good day, kopi gaul paling enak” melancarkan aksi-aksi tuk merebut hati penikmatnya. Gayung pun bersambut, anak-anak sekolah, anak-anak kuliah, bahkan pekerja produktif mengkonsumsi minuman ini sebagai penyemangat aktivitas ataupun sekedar teman begadang menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Kaum adam yang cinta dunia sepakbola pun tak mau ketinggalan. Mereka kerapkali memilih produk ini sebagai teman menonton bola hingga dini hari. Di balik kopi itu sendiri, apakah kamu tahu bagaimana asal muasalnya, manfaat dan bahayanya? Mari kita lihat satu per satu.

Good Day Products_min

Khalid; seorang penggembala Afrika, tak sengaja mendapati kambing gembalaannya tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam. Hal ini dikarenakan kambing-kambingnya memakan sejenis buah berry yang akhirnya diketahui sebagai biji kopi. Semenjak saat itulah biji kopi berkembang di Arab, Eropa sampai Indonesia dan diolah sedemikian rupa hingga menjadi “Kopi instan & cappucino good day, kopi gaul paling enak” seperti yang kita jumpai sekarang.

Manfaat kopi pun beragam seperti meningkatkan daya ingat, menurunkan resiko diabetes, meningkatkan kinerja, mencegah depresi dan batu ginjal, mencegah kanker payudara dan gout. Namun jika mengkonsumsinya berlebih, kopi juga dapat menyebabkan detak jantung berdegup cepat, meningkatkan asam lambung, insomnia dan keguguran pada ibu hamil. So, bagi kamu penikmat kopi, berhati-hatilah dan bijaklah mengkonsumsi. Kenikmatan aroma dan rasa boleh menyenangkan hati, tapi jangan sampai buatmu ketagihan dan terlena.

Varian rasa “Kopi instan & cappucino good day, kopi gaul paling enak” dapat dijadikan teman pilihanmu karena hidup memang penuh warna, suka duka dan banyak rasa. So, kalau mau minum kopi, ya cappucino good day aja! ^^

logo-blog-competition logo-blog-competition-side

IMG_6704_kawah_ijen

Populasi pohon pisang yang makin langka di Banyuwangi menjadikan kota ini tak lagi dikenal sebagai Kota Pisang. Berbagai sebutan pun bermunculan seperti Kota Blambangan, Kota Banteng, Kota Gandrung dan The Sunrise of Java. Bagi Anda yang tak mengenal Banyuwangi, mungkin kota ini akan terdengar asing di telinga. Kota ini merupakan kabupaten terluas kedua setelah Bangkalan di Jawa Timur. Jika Anda pernah mendengar cerita Damarwulan dan Minakjinggo masing-masing mewakili kerajaan Blambangan dan Majapahit atau Alas Purwo, pasti Anda tahu sedikit hal tentang Banyuwangi.

Nama Banyuwangi itu sendiri berasal dari legenda seorang istri yang rela dibunuh untuk menunjukan kejujuran, kesucian dan kesetiaan cintanya kepada sang suami. Konon Raja Prabu Sulahkromo memfitnah Sri Tanjung (sang istri) telah berbuat serong dengan dirinya. Mendengar berita tersebut, Patih Sidopekso (sang suami) murka, menyeret Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh serta hendak menghabisinya. Sedih karena sang suami lebih mempercayai perkataan sang raja daripada dirinya, sebelum dibunuh Sri Tanjung mengajukan permintaan bahwa setelah dibunuh, ia ingin jasadnya diceburkan ke dalam air sungai. Apabila darahnya membuat air sungai tersebut berbau busuk berarti ia telah berbuat serong dengan sang raja, namun pabila darahnya membuat air sungai berbau harum berarti ia tidak bersalah. Akhir cerita, Patih Sidopekso menyesal ketika mendapati air tersebut menyebarkan bau wangi. Begitulah asal-usul Banyuwangi; terlahir dari bukti cinta istri kepada suami.

Tiap daerah di penjuru nusantara memiliki lukisan alam yang mempesona, begitu juga dengan Banyuwangi. Kota ini dikelilingi beragam objek wisata alam yang tak kalah cantik dengan wisata alam daerah lainnya. Mari kita kenali satu per satu.

    1.        Kawah Ijen

Kawah Ijen Crater

Kawah  berwarna hijau toska ini memiliki tingkat keasaman tinggi di dunia yaitu ph 0,5 dengan belerang yang berada dalam sulfat ara yang begitu dalam. Jika mendaki Kawah Ijen, Anda akan menjumpai Pondok Bunder (dibangun saat pemerintahan Belanda). Semua pengangkut belerang selalu berkumpul di sini untuk menerima secarik kertas uang atas jerih payah kerjanya.

    2.        Pantai Sukamade

1002229_4960507370946_1155431398_n

Pantai ini terkenal sebagai kawasan pengembangan penyu. Berkunjung ke Sukamade, biasanya akan dibimbing oleh Pembimbing yang berpengalaman untuk melihat aktivitas penyu. Penyu betina mampu menghasilkan ratusan telur yang diletakan di bibir pantai. Biasanya penyu-penyu mulai bertelur pukul 7.30 malam dan kembali ke pantai pada jam 12.00 malam.

    3.        G-Land

g-land_surfing_1

Terletak di taman Nasional Alas Purwo. Kata “G-land” diambil dari teluk Grajagan dan Green (Anda akan melihat keindahan alam yang masih alami jika berada di kawasan Pantai Plengkung). G-Land digemari wisatawan asing dan surfer-surfer karena ombaknya yang mencapai ketinggian 5m. Biasanya bulan terbaik bagi surfer adalah bulan Mei dan Oktober.

    4.        Bedul

bedul

Objek wisata ini terletak di Tegaldimo; 1,5 km dari kota Banyuwangi. Hutan mangrove luas yang masih perawan berada di sini. Berbagai fauna seperti kijang dan harimau juga ada di sini.

    5.        Pulau Merah

pulau-merah1

Pulau ini berada di tengah-tengah G-Land dan Sukamade di kecamatan Pesanggaran. Dinamakan Red Island karena terdapat bukit kecil di tengah laut seperti pulau dan tanah bukit kecil ini berwarna merah. Berbagai kompetisi surfing sering diasakan di pulau ini.

    6.        Pulau Tabuhan

tabuhan

Letaknya di Desa Brangsing, Kecamatan Wongsorejo; 20 km dari Banyuwangi. Alam laut tabuhan mempresentasikan keindahan pesona bawah laut. Airnya yang begitu jernih membuatnya jadi tujuan scuba diving. Pasir putih, batu karang, koral, mercusuar dan burung camar siap menemani Anda bereksplorasi.

    7.        Pantai Rajegwesi

Pantai-Rajegwesi

Terbentuk dari endapan lumpur yang dibawa sungai yang meluap saat banjir, membuat pasir pantai ini bukan berwarna hitam atau putih melainkan cokelat. Rajegwesi termasuk dalam Taman nasional Meru Betiri serta tempat penetasan penyu.

    8.        Pantai Grajagan

grajagan

Pantai ini masih bagian dari Taman Nasional Alas Purwo dan merupakan pintu masuk menuju Plengkung.

    9.        Taman Nasional Alas Purwo

Pintu-Masuk-TN-Alas-Purwo

Terletak di Semenanjung Blambangan, Kecamatan Tegaldimo, Kabupaten Purwoharjo. Dengan luas 43. 420 ha, taman nasional ini memiliki 3 zona yakni Zona Inti (Sanctuary Zone), Zona Rimba (Wilderness Zone) dan Zona Penyangga (Buffer Zone). Banteng, penyu hijau, burung merak, kucing bakau dan ayam butan dapat Anda temukan di sini.

  10.        The Savana Sadengan

sadengan

Masih amsuk dalam teritori Taman nasional Alas Purwo, padang rumput ini terbentuk akibat kerusakan hutan. Di sini terdapat pos pemantauan tiga lantai, jadi pengunjung dapat melihat dan mengamati aktivitas satwa liar dari ketinggian.

  11.        Pantai Ngagelan

ngagengan

Terletak 8 km dari Banyuwangi, pantai ini memberikan pesona budidaya penyu seperti Pantai Sukamade. Jenis penyu yang dominan mendarat di panatai ini adalah penyu abu-abu/penyu lekang. Pnati ini juga menjadi tujuan utama para peneliti.

  12.        Watu dodol

watu-dodol--large-msg-1108180981-2

Dinamakan watu dodol karena ditemukan seonggok batu besar di tengah jalan dan menjadikan tanda keberadaan pantai ini. Di pantai ini terdapat Gua Jepang peninggalan PD II. Letak pantai ini di kecamatan Kalipuro; perlintasan jalur Banyuwangi dan Situbondo.

  13.        Muncar

muncar-banyuwangi-travel

Merupakan pelabuhan ikan terbesar kedua setelah Bagan Si Api-Api. Pelabuhan ini menghadap ke Selat Bali. Sayangnya berbagai pencemaran lingkungan mulai marak terjadi di Muncar, mulai dari minimnya instalasi pengolahan air limbah, terkontaminasi zat kimia maupun overfishing.

  14.        Blimbingsari

blimbingsari

Mendengar nama Blimbingsari mungkin Anda akan dibuat bingung apakah ini nama pantai atau nama pantai. Blimbingsari juga merupakan lapangan udara Banyuwangi. Namun yang ingin saya bahas di sini adalah pantai. Pantai Blimbignsari terkenal dengan ikan bakarnya yang lezat.

  15.        Pancur

di pancur

Pancur merupakan nama sebuah pantai. Di pantai ini terdapat air tawar kecil mengucur. Sangat cocok untuk berkemah dan bersantai karena keteduhannya.

  16.        Taman Nasional Baluran

Taman_Nasional_Baluran-_Africa_Van_Java-nya_Indonesia

Berada di jalan utama perbatasan Situbondo-Banyuwangi, tepat di jalan Raya Situbondo-Banyuwangi. Karena antara bulan April-Oktober padang rumput di sini mengering, Baluran sering dijuluki “Africa van Java”. Ada pula yang menyebut Baluran miniatur hutan Indonesia sebab hampir seluruh tipe hutan ada di sini.

  17.        Taman Nasional Meru Betiri

meru_betiri_beach_-_01

Taman nasional ini dikenal dengan hutan tropis, sungai yang aduhai, keanekaragaman satwa liar, serta ekosistem mangrove. Topografi taman nasional ini dikelilingi bukit-bukit tebing yang curam. Bunga raflesia pun terdapat di taman ini.

Selain wisata-wisata alam di atas, Banyuwangi juga menyimpan beragam wisata budaya dengan unsur-unsur etnis, tradisi dan adat-istiadat yang tergabung di dalamnya, seperti:

    1.        Tari Gandrung

Tari ini dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap usai masa panen. Tarian ini berasal dari keterpesonaan masyarakat Blambangan pada dewi Sri (Dewi Padi). Tarian ini dibawakan oleh sepasang penari yaitu penari perempuan sebagai penari utama/penari gandrung dan seorang laki-laki yang biasa langsung diajak menari; yang biasanya disebut paju.

    2.        Tari Seblang

Terdiri dari dua jenis yaitu Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan Merupakan ritual tradisional suku Osing. Tarian-tarian ini sebagai wujud ucapan syukur dan tolak bala agar desa tetap aman dan tentram.

    3.        Kebo-keboan

Ritual ini dipercaya sebagai ajak tolak bala dan keberuntungan bagi Banyuwangi. Semua panganan diletakan di atas tikar, didoakan oleh Kyai lalau selanjutnya dibagi-bagi kepada masyarakat. Ritual ini kemudian dilanjutkan dengan acara Ider Bumi (mengelilingi kampung mulai dari hilir menuju ke hulu kampung).

    4.        Jaranan Buto

Mirip kuda lumping atau reog Ponoroggo, tapi jaranan buto berbahan lulang (kulit hewan seperti sapi/kerbau) dan bentuknya tidak seperti kuda melainkan seperti badan dan kepala buto (raksasa).

    5.        Barong

Hampir serupa dengan Tari Barong Bali. Barong adalah simbol kebersamaan bagi masyarakat Osing.

    6.        Gedogan

Tari ini diadakan setelah menumbuk beras setelah acara hajatan. Masyarakat biasanya beramai-ramai membunyikan peralatan penumbuk beras seperti alu, lesung dan lumping yang menimbulkan suara musik tradisional.

Selain budaya dan kesenian-kesenian di atas, di lingkup pertanian kota ini juga menjajakan pesona hubungan kekerabatan manusia dengan dunia tumbuh-tumbuhan. Perkebunan Malang dan luasnya sawah akan memanjakan mata Anda dari hiruk-pikuk dunia fana. Perkebunan ini terletak di sebelah selatan; 12 km dari Kalibaru. Di sini Anda akan melihat perkebunan kopi Robusta. Produksi kopi terbaik di sini dikenal dengan nama Lanang Malangsari.

Layaknya Yogyakarta yang meninggalkan jejak-jejak sejarah kota dan perjuangan pahlawan di masa penjajahan, Banyuwangi juga menyimpan wisata religi dan sejarah meliputi Banyuwangi City Townhall, Sri Tanjung City Park, Maqom Waliullah Datuk Abdurahim, British Quarter, Hoo Tong Bio dan Pura Agung Blambangan.

Kekayaan Banyuwangi yang dapat Anda eksplor lainnya yakni kerajinan tangan. Budaya, tradisi dan adat-istiadat melahirkan seni dalam bentuk goresan-goresan tangan yang tertuang dalam rupa kain batik, di antara motif Batik Gajah Oling, Sembur Cacing, Paras Gempal, kangkung Setingkes, Gringsing Ukel dan Moto Pitek. Ada pula kerajinan kayu seperti mosaic, guci, vas, asbak, dekorasi dinding, mangkok, paatung, relief, bubut kayu untuk dijadikan pilihan cinderamata yang tersebar di daerah Giri, Klatak, banjarsari, Tampo dan kaligondo (Pesanggaran). Bahkan, jika Anda mengunjungi Kelurahan Singotrunan Jl. Kerinci No 11 Banyuwangi, Anda akan menemukan berbagai macam produksi pisau komando dan pisau khas tradisional seperti rencong, kujang, campurian dan Mandau. Tak berhenti sampai di situ, pengrajin perak juga tersebar di beberapa wilayah di kota ini seperti Bapak Saiful Bachri di Dusun Krajan Desa Dasri Kec. Tegalsari. masih di kecamatan yang sama, terdapat pula industri kompor minyak yang masih berproduksi sampai sekarang.

            Berkunjung ke Banyuwangi belum sah jika belum mencicipi berbagai makanan tradisional dan makanan khas Banyuwangi, apalagi bagi Anda yang mengaku diri kuliner lovers.

    1.        Kue Bagiak

kue bagiak

Kue sepanjang jari telunjuk orang dewasa ini terbuat dari tepung susu dan susu yang kemudian dioven hingga kering. Sekilas serupa Bagelen. Terdiri dari berbagai pilihan rasa mulai dari durian, kacang, stoberi, keningar, wijen, jahe dan nangka. harganya bervariasi, mulai dari Rp 6.000 – Rp 40.000/kotak.

    2.        Sego Cawuk/ Sego Janganan

Sego Janganan atau sego cawuk

Makanan favorit Syekh Siti Jenar (salah satu sufi penyebar agama Islam di Pulau Jawa) yang terdiri dari nasi dengan sayur yang terbuat dari kelapa diparut dengan sambal/gecko ini sangat cocok untuk dijadikan menu sarapan.

    3.        Sale Pisang

Sale_pisang-300x228

Selain di Lampung, sale pisang juga dikenal di Banyuwangi. Sale di sini terdiri dari dua jenis yakni sale pisang gorang tepung dan molen sale pisang.

    4.        Rujak Bakso

rujak-bakso

Kuliner Banyuwangi satu ini merupakan campuran rujak cingur dan bakso. Rujak disajikan terlebih dahulu lalu disiram dengan kuah bakso.

    5.        Rujak Soto

rujak soto1

Berdasarkan namanya rujak soto jelas terlihat seperti rujak yang dicampur soto. Ya, begitulah. Bedanya, rujak di sini bukan terdiri dari buah-buahan melainkan sayur-sayuran, lontong yang dicampur bumbu kacang—mirip dengan lotek atau gado-gado—kemudian disiram dengan kuah soto berisikan kulit sapi. Biasanya paling mantap dijadikan menu makan siang dengan kisaran harga Rp 8.000/porsi.

    6.        Sego Tempong

nasi tempong 2

Kata “templong” berarti “menampar”. Dalam hal ini, rasa pedas sambal kuliner satu ini akan membuat wajah serasa ditampar. Terdiri dari berbagai jenis sayuran, ikan asin, perkedel jagung dan tentunya sambal. Satu porsi kuliner satu ini seharga Rp 5.000,-

    7.        Pecel Rawon

pecel rawon

Hampir sama seperti rujak soto. Bedanya kuliner satu ini bukan disiram kuah soto tapi kuah rawon daging. Jika rujak soto menggunakan lontong, pecel rawon menggunakan nasi. Satu porsi pecel rawon dihargai Rp 10.000,-

Nah, banyak bukan hal-hal yang dapat kita eksplor dari Banyuwangi? Segeralah berkunjung ke timur Pulau Jawa ini. Jangan menyebut diri Anda traveler sejati sebelum mengenal Banyuwangi. Kenali dan jelajahi dulu negeri sendiri sebelum menjelajahi luar negeri. Mari mengenal dan mencintai bumi pertiwi.

______dari wichan untuk “Kompetisi Menulis Blog” by  onbanyuwangi.com_____

Tanggal 2 Juli 2007 aku perdana menginjakan kaki ke Yogyakarta. Tak ada sanak saudara yang kukenal kala itu selain teman SMAku; Stella Soehardi. Ia sosok teman yang setia, lucu dan riang. Kedekatan kami berhasil menerobos ranah perbedaan suku dan status sosial di antara kami, hingga bukan lagi suatu hal yang mengherankan jika masing-masing dari kami mempunyai panggilan kesayangan. Stella memanggilku Wichan dan aku memanggilnya Buntal. Panggilan kesayangan itu pun masih berlaku sampai sekarang.

Menuntut ilmu di kota orang dan jauh dari keluarga ternyata lumayan menguji nyali, apalagi masuk jurusan yang tak kukuasai dan kusenangi. Awalnya aku ingin sekali mempelajari dan menyelami seluk-beluk dunia psikologi, tapi karena Bapak takut tak mampu membiayaiku sampai menyandang gelar psikolog, alhasil masuklah aku ke fakultas Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Sanata Dharma sedangkan temanku; Stella, di fakultas Sastra Bahasa Inggris.

Lalu petualangan pun dimulai. Hari pertama masuk kuliah, aku dikejutkan oleh teman-teman sekelilingku yang kebanyakan berasal dari sekolah-sekolah ternama dan terbagus di Yogyakarta seperti SMA Van Lith, Stece, Stero, Pangudi Luhur dan De Brito. Mereka mampu berbicara cas cis cus (baca: fasih) Bahasa Inggris tatkala merespon pertanyaan dosen, sedangkan aku masih a e a e (baca: kelamaan mikir). Saat itu aku sadar bahwa pendidikan di Indonesia berbeda di tiap daerahnya. Sekalipun kurikulum yang dipakai sama namun metode pengajaran, tenaga pengajar dan kegiatan belajar-mengajarnya berbeda. Aku sempat kewalahan mengimbangi mata kuliah yang diberikan dosen waktu itu. Bagaimana tidak, hampir separuh lebih kelas menjawab “mengerti” tatkala dosenku bertanya untuk memastikan anak-anak didiknya mengerti atau tidak tiap materi yang telah ia ajarkan. Walhasil, sepulang kuliah aku harus mengingat kembali apa yang dosenku ajarkan, melihat kembali apa yang kucatat dan kupelajari di kampus, bahkan kerapkali aku bertanya kepada teman sekelas mengenai tugas rumah dari dosen—sekedar memastikan apakah pemahamanku atas instruksi-instruksi dosen benar. Begitulah hal-hal itu berulang dari hari ke hari sehingga lama-kelamaan membuatku terbiasa.

Keputusan untuk melanjutkan studi di Yogyakarta juga lumayan menguji mental dan intelegensi bersosialisasi. Perbedaan bahasa, tradisi, adat istiadat dan budaya yang begitu mencolok dengan masyarakat kampung halamanku; Bangka Belitung, juga membuatku  belajar mengenal dan memahami pola pikir dan psikologi masyarakat keturunan Jawa secara lebih dekat. Sekalipun tidak berhasil berkecimpung di fakultas psikologi, situasi dan kondisi ini mampu membuatku menyelami dunia psikologi. Aku menemukan masalah-masalah psikologi dan nilai-nilai kehidupan serta mempraktikannya secara langsung di kehidupan nyata. Suatu pengalaman kehidupan yang tak bisa dibeli dengan uang dan tak akan kudapatkan di bangku pendidikan.

Tak berhenti sampai di situ. Seiring berjalannya waktu, aku mulai melihat situasi dan kondisi yang membawaku ke tempat yang tak kusukai ini sebagai suatu hikmah. Seperti yang orang-orang ketahui, kota Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar juga dikenal sebagai kota pariwisata. Landmark-landmark di kota ini selalu dipenuhi turis asing sekalipun bukan waktu liburan. Nah, di sinilah fakultas yang tak kusenangi berperan.

Tatkala hendak berkunjung ke museum, candi, keraton, Malioboro dan tempat-tempat wisata lain, tak jarang kudapati turis-turis asing berkeliaran. Ada yang berasal dari Australia, Amerika, Kanada, Perancis, Holland, bahkan Polandia. Beberapa dari mereka fasih berbahasa Indonesia, tapi banyak pula yang tidak. Kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai modal berkomunikasi. Nah, masuk ke fakultas yang tak kusenangi mau tidak mau mengharuskanku untuk mengikuti dan mampu berbahasa Inggris. Awalnya memang tidak fasih, tapi karena selalu latihan lama-kelamaan lidah ini terbiasa mengucapkan bahasa orang Inggris. Walhasil, tatkala bertemu dengan turis asing, masalah komunikasi bukan lagi masalah yang kutakuti. Berbicara dengan mereka itu menantang dan melegakan sekali. Apalagi jika kita mampu menjelaskan budaya dan tradisi tanah air tiap kali rasa keingintahuan mereka muncul dalam rupa pertanyaan-pertanyaan. Jika pertanyaan mereka kritis, kita malah bisa mempelajari pola pikir orang asing dan belajar banyak dari pemikiran dan gagasan mereka. Bahkan mereka tak segan-segan untuk membagi pengetahuan dan menceritakan kondisi tanah air mereka. Apa itu bukan suatu hikmah namanya, sekali mendayung dua tiga pulau terlampau? Maksud hati hanya ingin membantu, tapi malah diberi wawasan dan pengetahuan.

Aku mempunyai kisah unik yang akibatnya masih kurasakan sampai sekarang. Ketika itu aku hendak pulang ke kos menggunakan jasa transportasi Trans Jogja setelah membeli tas ransel di Malioboro. Dua orang penumpang turis asing ternyata ikut serta bersama rombongan bus kami. Mereka coba berkomunikasi dengan penumpang pribumi yang duduk di sebelahnya. Sayangnya penumpang tersebut tak mampu merespon perkataan turis-turis karena ia tak dapat berbicara bahasa Inggris. Walhasil, hanya senyuman yang ia lemparkan kepada kedua turis tersebut. Melihat kenyataan itu, aku pun jadi sasaran “korban” berikutnya karena tempat dudukku yang berhadapan dengan mereka. Kami bertiga pun larut dalam percakapan sehingga membuat kedua turis asing itu lupa untuk berhenti di shelter dan berganti jurusan bus Trans Jogja menuju Prambanan. Merasa bersalah karena keasyikan bercerita, aku pun memutuskan untuk turun dari bus dan putar arah menuju shelter yang berlawanan (shelter terdekat menuju Prambanan). Bermula dari itulah, aku diminta untuk jadi guide dan menemani mereka mengenal Prambanan. Kami juga sempat membahas pariwisata, pendidikan dan seni Indonesia. Di akhir cerita akhirnya aku tahu bahwa mereka adalah sepasang guru lukis yang sedang melakukan seminar di Bali dan waktu itu hendak berlibur sejenak mengunjungi Yogyakarta. Sekalipun turis yang pria seorang professor dengan lima degree, namun pakaian yang ia kenakan biasa saja bahkan tutur kata dan perawakannya penuh kerendahan hati. Hingga saat ini kami masih sering berkomunikasi dan berkirim salam lewat jejaring sosial. Kami saling memberi dukungan satu sama lain untuk meraih mimpi dan berbagi. Mereka bukan hanya teman tapi juga guru kehidupan yang luar biasa yang pernah ada dalam perjalanan hidupku. Lewat bahasa Inggrislah teman-temanku tak hanya berasal dari dalam negeri saja, tapi juga belahan bumi lainnya.

Hikmah masuk di bidang yang tak kusukai lainnya juga kusadari tatkala program sosial dan kemanusiaan dari Belanda yakni Togetthere bergabung bersama LSM yang saya selami. Kehadiranku sebagai relawan di LSM tersebut ternyata lumayan berguna. Bahagia sekali rasanya bisa jadi translator bagi turis asing–menerangkan kenyataan dan keadaan anak-anak jalanan di Yogyakarta serta menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.

Keberadaanku di fakultas yang tak kusenangi juga mendatangkan hikmah finansial yakni bertambahnya pemasukan. Mengingat bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan hampir di setiap lingkup ilmu pengetahuan juga menggunakan bahasa Inggris, keadaan ini memberikan berkah tersendiri dalam hidupku. Beberapa mahasiswa yang hendak mengerjakan tugas atau menyusun skripsi terkadang meminta jasa terjemahan. Yaa..lumayanlah buat menambah uang saku..hee… Beberapa mahasiswa dan anak SMA juga sempat meminta tolong untuk diberikan les tambahan. Bahagia sekali jika mereka mampu memahami materi yang kuajarkan. Itu menambah kepercayaan diriku—memberikan sumbangsih tersendiri bagi psikologiku.

Sekian ceritaku, lika-liku perjalanan hidupku, semoga bermanfaat dan berguna bagi kalian semua yang membaca. Ketika suatu hal tak berjalan sesuai apa yang kau ingini, terima saja, nikmati saja, semua punya maksud dan tujuan tersendiri. Kita tak akan dibuat rugi olehnya jika ikhlas menerima dan pandai menyikapi. Bahkan dapat dijadikan batu loncatan dan melatih ketangguhan mental kita pribadi. Tatkala harus menjalani hal yang tak kita ingini, saat itu mungkin kita tidak mengerti kenapa begini kenapa begitu, tapi percayalah selalu kan ada senyum pelangi dibalik rinai hujan dan terik mentari. Hidup cuma satu kali ini, mari hadapi, berkarya, berbagi dan isi dengan hal-hal yang berarti. Cheers…^^

___________dari wichan untuk “Waktu Gue Maba Competition” by studyinjogja.com___________

“Beyond The Corn Flakes”

Posted: August 24, 2013 in Uncategorized

1358766980_nestle_20121231_042

Orang-orang yang saya cintai (Bapak, Mama dan adik) berada jauh di pulau seberang sana. Di kota pelajar ini, saya hanya punya Pakdhe, Budhe dan kakak-kakak sepupu. Kebetulan tepat 30 Juni 2013 kemarin paman saya dipanggil Sang Empunya kehidupan. Jadi, lebaran kali ini lumayan berat untuk dijalani karena tepat tanggal 8 Agustus lalu kami memperingati 40 hari meninggalnya orang yang kami cintai.

Sekalipun keluarga Bapak saya bukan muslim, tapi adat-istiadat dan budaya silaturahmi di hari yang Fitri begitu kental dan mendarah daging. Biasanya, kami berkunjung ke rumah saudara yang kami tuakan untuk mengucapkan salam, silaturahmi dan meminta maaf untuk tiap perkataan dan perbuatan yang tidak menyenangkan hati/menyakiti  selama satu tahun yang telah kami lewati. Begitu pula sebaliknya, mereka warga setempat (baik muslim maupun non-muslim) juga berkunjung untuk menyampaikan silaturahmi dengan bahasa Jawa Krama. Suatu budaya yang patut dipertahankan dari satu generasi ke generasi. Di kota besar, budaya ini dikenal dengan sebutan Open House.

Jika setiap tahun kami selalu menjalani Hari Raya penuh dengan kemenangan dan suka cita, kali ini sedikit berbeda. Ucapan-ucapan “Sugeng Riyadi” (artinya “Selamat Idul Fitri”) dan kata-kata “nyumun ngapuro” (artinya “mohon maaf”) dari tetangga maupun kerabat yang berkunjung ditambahi embel-embel “turut berduka cita”. Tak heran jika akhirnya mampu membuat Pakde dan Budheku gagal membendung airmata.

Menjawab pertanyaan “Bagaimana cara Anda membagi kebahagiaan dengan orang yang Anda cintai di Hari Raya?” Saya banyak menghabiskan waktu dengan mereka. Saya bersama kakak-kakak sepupu membantu Pakdhe dan Budhe mempersiapkan peringatan 40 hari paman. Saya dan kakak sepupu juga yang mengolah makanan, memotong bebek dan meracik bumbu untuk hari yang Fitri. Sebisa mungkin saya menghibur dan menyenangkan hati mereka yang masih sedih dan merasa kehilangan sosok paman. Ada hal lucu yang terjadi waktu itu dan masih membekas di benak kami hingga saat ini. Jika kebanyakan orang  biasanya menyuguhkan sirup kepada tamu dengan membeli sirup jadi seperti sirup ABC dan Marjan, kali ini kami membuat sirup sendiri berbahan dasar gula, air, citrun dan pasta. Saat itu kami membuat sirup rasa melon dan leci. Ketika itu, rasa leci kami suguhkan terlebih dulu. Setiap tamu yang berkunjung ke rumah selalu kami buat takjub dan kaget ketika meminum air yang kami suguhkan karena air yang mereka minum itu bening tak berwana bak air putih, tapi mengandung rasa leci. Semua orang memintar resep bahan dan cara membuatnya. Banyak pula tamu yang tertawa oleh karya kami ini. Tak heran jika sirup buatan tangan kami ini mampu memecah keheningan, kesedihan dan suasana kikuk sepeninggalnya paman. Sirup bening tanpa pengawet dan pemanis buatan ini pula yang semakin menyatukan dan mengakrabkan suasana Hari Raya Idul Fitri kala itu. Begitulah cara saya berbagi kebahagiaan dengan orang yang saya cintai. Melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.

^_^ saya selalu damai dan bahagia bisa berbagi.

light

Harapan hati saya jika mendapatkan kesempatan bekerja di Danone sbb:

1. Ingin punya atasan yang bijaksana.

Bijaksana di sini bukan berarti karena ia seorang yang cerdas dan pandai memberikan petuah-petuah dan pandai menasehati, tapi karena ia pandai membaca kemampuan saya (kelebihan dan kekurangan saya). Jadi ia tidak memaksa saya untuk menjadi si kuat atau si hebat menurut orang lain, tapi si hebat berdasarkan ukuran diri saya sendiri. Ia pandai menempatkan saya di bidang yang sesuai keterampilan dan kelebihan saya sehingga saya dapat mengoptimalisasikan diri dan potensi dari waktu ke waktu.

2. Ingin kemasan-kemasan Danone ramah lingkungan.

Baik bungkusan kardus maupun plastik yang digunakan sebagai kemasan produk Danone diharapkan tetap menjaga keramahan lingkungan dan mudah untuk didaur ulang. Akan sangat menbanggakan sekali jika Danone menggagas, menghimbau dan mempromosikan penggunaan tas “Go Green” di setiap minimarket maupun supermarket.

3. Ingin produk makanan, sereal dan biskuit Danone menunjang kesehatan.

Saat maraknya globalisasi yang menitikberatkan pada pengambilan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menghalalkan segala cara, saya berharap Danone tidak ikut menyimpang dari jalan lurus. Sekalipun gula merupakan pengawet makanan alami, diharapkan kadar gula yang dipakai dalam produk diperhatikan guna menjaga kesehatan para konsumen. Dalam hal ini, diharapkan Danone menyerap ahli-ahli teknologi pangan yang berkualitas, inovatif dan kreatif menciptakan makanan bernutrisi tinggi.

4. Ingin Danone mempunyai wadah charity

Wadah charity di sini bukan berarti sekedar wadah untuk menyalurkan sedekah, tapi lebih pada wadah untuk memberikan kesempatan kepada para pegawai dan karyawan Danone untuk terlibat aktif di dalamnya. Hal ini dapat dilakukan satu atau dua bulan sekali. Kegiatan ini diharapkan dapat melatih dan meningkatkan EQ karyawan terhadap sesama, bagaimana mereka bersosialisasi dan berbagi kasih. Misalnya: kunjungan rutin terhadap korban narkoba, pendampingan anak jalanan maupun mereka kaum difabel.

5. Ingin Danone mempunyai program charity tahunan.

Program ini bisa direalisasikan dalam lingkup sosial, agama, budaya, pendidikan maupun lingkungan. Misalnya: penanaman bakau untuk pesisir pantai yang mulai abrasi/erosi, sumbangan buku dan alat-alat penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah terpencil, pengadaan perlombaan seni budaya untuk memperkenalkan dan menjaga kelestarian budaya Indonesia, dana pembangunan tempat ibadah di pedalaman, dana hibah untuk pelestarian beberapa spesies fauna yang terancam punah, dll.

6. Tour

Jika di dalam dunia pendidikan para guru kerapkali mengadakan study tour, diharapkan berlaku hal yang sama juga di dunia kerja. Selain bermanfaat untuk hiburan, study tour diharapkan mampu menambah wawasan, menciptakan terobosan dan etos kerja saya sebagai karyawan.

7. Company Building

Hal yang tak kalah penting dalam sebuah perusahaan adalah kerjasama. Hal ini dapat ditingkatkan dengan mengadakan pelatihan lewat permainan out bound, pelatihan kepemimpinan, maupun pengikutsertaan dalam program motivasi diri. Di poin ini, segala hal yang telah berlangsung selama jangka waktu tertentu direfleksikan sedemikian rupa. Substansi-substansi berharga dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan substansi-substansi buruk diperbaiki dan disempurnakan. Dengan begitu, lingkungan kerja senantiasa sehat dan kinerja perusahaan berjalan optimal. Selanjutnya, jika saya ataupun karyawan lainnya dipromosikan, hal tersebut tak lagi menjadi ambisi terbesar melainkan bonus atas kinerja dan integritas saya di pekerjaan yang saya jalani serta geluti selama ini.

Perlu diperhatikan bahwa dalam dunia apapun, lingkungan kooperatif lebih berdaya daripada lingkungan kompetitif. #DanoneWishlist

___________________________dari wichan untuk Danone_____________________